
Rentang waktu empat tahun untuk merilis sebuah album bagi band yang
memiliki basis fans terbesar di Indonesia sepertinya terlalu lama. Para
penggemar rasanya sudah jengah dengan suguhan lagu-lagu yang sering
dibawakan saat manggung. Akhirnya, dengan segala kebesaran hati yang
menjura, band beraliran punk rock yang dibesarkan di Bali, Superman is
Dead, merilis album penuhnya yang ke-8. Serentak, outsiders dan lady
rose bersiap untuk menancapkan benderanya lagi.
Sunset di Tanah Anarki. Begitulah album ini diberi nama. Meminjam
pernyataan JRX dalam sebuah tulisannya, ia mendeskripsikan bahwa album
tersebut diracik "dengan bahasa yang lebih besar, dengan tanduk yang
lebih tajam". Sebuah kutipan yang memang menggambarkan tema album secara
keseluruhan. JRX sendiri sebenarnya sudah cukup sering memberikan
clue-clue untuk album ini, baik melalui jejaring Twitternya maupun
halaman ofisial SID di Facebook.
Pergantian manajemen di tubuh Sony Music Indonesia menyebabkan waktu
rilis album ini molor beberapa bulan. Padahal album ini dikabarkan sudah
selesai semenjak setahun lalu. Tanggal 16 Oktober 2013 dipilih sebagai
waktu rilis album Sunset di Tanah Anarki. Album tersebut pertama kali
dirilis melalui versi digital iTunes. Kemudian dibuka dengan sesi
preorder paket khusus album yang berisi CD fisik dan sebuah kaos yang
bergambar artwork album.
Sebelumnya, single "Jadilah Legenda" dikeluarkan terlebih dahulu di
bulan Agustus 2013. Lagu ini sebenarnya sudah cukup sering dibawakan SID
ketika manggung secara live. Sebuah lagu yang berbicara nasionalisme,
tentang bagaimana kita sebagai penduduk bumi yang baik bisa memberikan
kontribusi kepada tanah yang kita tinggali dengan cara menjaganya dan
saling menghormati sesama. Video klip lagu ini memberikan sentuhan yang
tidak biasa, menggambarkan lanskap Pulau Dewata yang indah dan khas. Ada
bagian dalam klip dimana terdapat seorang anak berkomunikasi dengan
bahasa isyarat untuk membacakan sebuah puisi.
Album Sunset di Tanah Anarki masih berbicara tentang perlawanan. Ada
tujuh belas lagu yang siap membisingkan pendengarnya dengan lirik dan
beat-beat tajam ala SID. Lirik-liriknya sebagian ditulis dalam Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia. Album ini melebur dalam diksi perang,
cinta, senja, dan belati. Gagah.
1. The Opening (Ketika Senja): "Ketika senja perlahan
mulai tenggelam, di balik gelap kan datang kemenangan, tanggalkan sayap
dan lepas tanduk setanmu, yang ada hanya kebenaran semesta". Sebuah lagu
selamat datang yang tepat. Saya merinding mendengar potongan pertama
lagu ini.
2. Bulan dan Ksatria: Lagu ini terbuat dari susunan kata
puitis yang menggunakan metafora bulan dan ksatria. Sebuah lagu mars
perlawanan. Suara Bobby terdengar seperti sedang memimpin sebuah demo
anarkis.
3. Kita adalah Belati: Suara ketukan bass di lagu ini
seperti suara machine gun yang sekali tembak bisa mengeluarkan banyak
peluru. Saya pun bingung, kenapa JRX menyisipkan kata Belati di dua
judul lagu di album ini. Sebuah lagu tentang fasisme.
4. Turning Back Time: Melihat semesta masa lalu kadang
lebih indah dari hari ini. Bumi masih perawan dan belum banyak terjadi
perusakan. Lagu ini mengingatkan bahwa peradaban modern tidak selalu
lebih baik.
5. Bulletproof Heart: Lagu ini diciptakan dan ditulis oleh
JRX. Seperti kebanyakan tema lagu-lagu JRX, lagu ini adalah ungkapan
saat gelapnya berjuang sendiri. Suara solo gitar di lagu ini memberi
kesan tersendiri.
6. Sunset di Tanah Anarki: Salah satu lagu sing-along di
album ini. Pemilihan vokal Brianna Simorangkir yang jazzy menambah kesan
lagu ini seperti sedang dinyanyikan oleh seorang bidadari. Pembuka lagu
ini yang memperdengarkan suara siaran radio mengingatkan saya dengan
pembuka lagu Program Party Seringai. Lagu yang bercerita tentang
bagaimana sakitnya hidup di tanah yang terjajah. Satu lagi, suara contra
bass Kape Sinatra menambah lagu ini kian anggun.
7. Water Not War: Lagu yang didedikasikan bagi maraknya
krisis air di negara maritim. Suara genjrengan gitar akustik di awal
lagu selalu membuat lagu ini terasa renyah.
8. Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya: Secara
tematik, lagu ini mungkin akan mengingatkan lagu Kita vs Mereka di album
Black Market Love. Minoritas vs mayoritas tengik. Sebuah lagu dengan
nada tiga kunci yang pantang menyerah.
9. Running: Teruslah bergerak. Mungkin itulah salah satu
pesan di lagu ini ketika mendengar barisan lirik di bagian reff"And I'm
running running running not to be the one, And I'm running running
running not to be won".
10. Forever Love Insane: Pejuang yang tak gentar selalu
melawan dengan cinta. Untuk hal-hal yang kita cintai, kita pasti akan
selalu berjuang sampai darah terakhir!
11. Belati Tuhan: Lagu dengan durasi terpendek di album
ini, hanya 2 menit 11 detik. Kata-kata yang beringas di lagu ini seperti
keluar dari mulut seorang petinju. "Kamilah kutukan peradaban. Kamilah
suara yang tak terlupakan". Tanpa mlihat video klipnya saja saya sudah
merasakan aura lagu ini: dikejar-kejar musuh.
12. Fast Cure: Mimpi yang paling indah terjadi saat kita
bisa mewujudkannya dalam sebuah kenyataan. Jangan takut dan tak mudah
menyerah saat hadapi rintangan. Merekalah orang-orang yang menang.
13. Suara dalam Menara: Suara dalam Menara bercerita tentang keakuan. Diksi yang diulang-ulang di bagian reffmenarik untuk dilafalkan berkali-kali.
14. Wake Me Up: Mendengar judul lagu ini saya langsung
teringat dengan intro lagu Rock n Roll City-nya Devildice. Lagu
penyemangat yang antemik. Lagu yang mengiringi setiap pejuang agar
selalu dibangkitkan ketika jatuh.
15. Forgivers: Lagu ini diciptakan oleh Bobby dan ditulis
oleh Eka. Sebuah lagu yang menceritakan bagaimana setiap detik
perjuangan itu layak untuk diingat agar bisa diteruskan ke generasi
selanjutnya.
16. Jadilah Legenda: Jujur saya sudah agak bosan dengan
lagu ini karena sudah sering dibawakan SID ketika perform. Lagu ini
adalah single pertama dengan tema dan beat yang menurut saya paling
lembek. Namun, spirit yang coba ditawarkan di lagu ini tidak terkesan
menye-menye.
17. Burn The Night: Eka bernyanyi rap dan backing vokal di lagu ini. Lagu ini tercipta dari ide-ide untuk membakar dunia.
Bagi saya, album Sunset di Tanah Anarki seperti album pelepas dahaga.
Setelah album "Angels and Outsiders" yang antemik di tahun 2009, saya
penasaran dengan kejutan apalagi yang akan digelontorkan oleh SID. Album
"Angels and Outsiders" sempat menjadi salah satu album terbaik 2009
menurut majalah Rolling Stone Indonesia.
Bagi banyak pendengar SID di era awal, dua album terakhir SID, secara
lirik mungkin sudah tak terlalu jujur seperti album-album sebelumnya:
Kuta Rock City, The Hangover Decade, atau Black Market Love. Namun, akar
musik masih sama yaitu punk rock. Ini pasti sejalan dengan usia para
personelnya yang sudah hampir berkepala empat. Jiwa-jiwa nakal yang
terlalu urakan sudah tak kentara di album ini. SID tampaknya sudah
semakin dewasa. Mereka menyerang dengan cara yang puitis, tetapi tetap
anarki.
Seperti yang dikatakan JRX, album ini berisi jari tengah yang
dipuisikan. Telinga kita seakan dipopor dengan bunyi gebukan drum yang
resah. Sunset di Tanah Anarki, salah satu album terbaik Indonesia tahun
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar