Selasa, 29 September 2015

about sunset ditanah anarki

 
 
 
Rentang waktu empat tahun untuk merilis sebuah album bagi band yang memiliki basis fans terbesar di Indonesia sepertinya terlalu lama. Para penggemar rasanya sudah jengah dengan suguhan lagu-lagu yang sering dibawakan saat manggung. Akhirnya, dengan segala kebesaran hati yang menjura, band beraliran punk rock yang dibesarkan di Bali, Superman is Dead, merilis album penuhnya yang ke-8. Serentak, outsiders dan lady rose bersiap untuk menancapkan benderanya lagi.
Sunset di Tanah Anarki. Begitulah album ini diberi nama. Meminjam pernyataan JRX dalam sebuah tulisannya, ia mendeskripsikan bahwa album tersebut diracik "dengan bahasa yang lebih besar, dengan tanduk yang lebih tajam". Sebuah kutipan yang memang menggambarkan tema album secara keseluruhan. JRX sendiri sebenarnya sudah cukup sering memberikan clue-clue untuk album ini, baik melalui jejaring Twitternya maupun halaman ofisial SID di Facebook.
Pergantian manajemen di tubuh Sony Music Indonesia menyebabkan waktu rilis album ini molor beberapa bulan. Padahal album ini dikabarkan sudah selesai semenjak setahun lalu. Tanggal 16 Oktober 2013 dipilih sebagai waktu rilis album Sunset di Tanah Anarki. Album tersebut pertama kali dirilis melalui versi digital iTunes. Kemudian dibuka dengan sesi preorder paket khusus album yang berisi CD fisik dan sebuah kaos yang bergambar artwork album.
Sebelumnya, single "Jadilah Legenda" dikeluarkan terlebih dahulu di bulan Agustus 2013. Lagu ini sebenarnya sudah cukup sering dibawakan SID ketika manggung secara live. Sebuah lagu yang berbicara nasionalisme, tentang bagaimana kita sebagai penduduk bumi yang baik bisa memberikan kontribusi kepada tanah yang kita tinggali dengan cara menjaganya dan saling menghormati sesama. Video klip lagu ini memberikan sentuhan yang tidak biasa, menggambarkan lanskap Pulau Dewata yang indah dan khas. Ada bagian dalam klip dimana terdapat seorang anak berkomunikasi dengan bahasa isyarat untuk membacakan sebuah puisi.
Album Sunset di Tanah Anarki masih berbicara tentang perlawanan. Ada tujuh belas lagu yang siap membisingkan pendengarnya dengan lirik dan beat-beat tajam ala SID. Lirik-liriknya sebagian ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Album ini melebur dalam diksi perang, cinta, senja, dan belati. Gagah.
1. The Opening (Ketika Senja): "Ketika senja perlahan mulai tenggelam, di balik gelap kan datang kemenangan, tanggalkan sayap dan lepas tanduk setanmu, yang ada hanya kebenaran semesta". Sebuah lagu selamat datang yang tepat. Saya merinding mendengar potongan pertama lagu ini.
2. Bulan dan Ksatria: Lagu ini terbuat dari susunan kata puitis yang menggunakan metafora bulan dan ksatria. Sebuah lagu mars perlawanan. Suara Bobby terdengar seperti sedang memimpin sebuah demo anarkis.
3. Kita adalah Belati: Suara ketukan bass di lagu ini seperti suara machine gun yang sekali tembak bisa mengeluarkan banyak peluru. Saya pun bingung, kenapa JRX menyisipkan kata Belati di dua judul lagu di album ini. Sebuah lagu tentang fasisme.
4. Turning Back Time: Melihat semesta masa lalu kadang lebih indah dari hari ini. Bumi masih perawan dan belum banyak terjadi perusakan. Lagu ini mengingatkan bahwa peradaban modern tidak selalu lebih baik.
5. Bulletproof Heart: Lagu ini diciptakan dan ditulis oleh JRX. Seperti kebanyakan tema lagu-lagu JRX, lagu ini adalah ungkapan saat gelapnya berjuang sendiri. Suara solo gitar di lagu ini memberi kesan tersendiri.
6. Sunset di Tanah Anarki: Salah satu lagu sing-along di album ini. Pemilihan vokal Brianna Simorangkir yang jazzy menambah kesan lagu ini seperti sedang dinyanyikan oleh seorang bidadari. Pembuka lagu ini yang memperdengarkan suara siaran radio mengingatkan saya dengan pembuka lagu Program Party Seringai. Lagu yang bercerita tentang bagaimana sakitnya hidup di tanah yang terjajah. Satu lagi, suara contra bass Kape Sinatra menambah lagu ini kian anggun.
7. Water Not War: Lagu yang didedikasikan bagi maraknya krisis air di negara maritim. Suara genjrengan gitar akustik di awal lagu selalu membuat lagu ini terasa renyah.
8. Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya: Secara tematik, lagu ini mungkin akan mengingatkan lagu Kita vs Mereka di album Black Market Love. Minoritas vs mayoritas tengik. Sebuah lagu dengan nada tiga kunci yang pantang menyerah.
9. Running: Teruslah bergerak. Mungkin itulah salah satu pesan di lagu ini ketika mendengar barisan lirik di bagian reff"And I'm running running running not to be the one, And I'm running running running not to be won".
10. Forever Love Insane: Pejuang yang tak gentar selalu melawan dengan cinta. Untuk hal-hal yang kita cintai, kita pasti akan selalu berjuang sampai darah terakhir!
11. Belati Tuhan: Lagu dengan durasi terpendek di album ini, hanya 2 menit 11 detik. Kata-kata yang beringas di lagu ini seperti keluar dari mulut seorang petinju. "Kamilah kutukan peradaban. Kamilah suara yang tak terlupakan". Tanpa mlihat video klipnya saja saya sudah merasakan aura lagu ini: dikejar-kejar musuh.
12. Fast Cure: Mimpi yang paling indah terjadi saat kita bisa mewujudkannya dalam sebuah kenyataan. Jangan takut dan tak mudah menyerah saat hadapi rintangan. Merekalah orang-orang yang menang.
13. Suara dalam Menara: Suara dalam Menara bercerita tentang keakuan. Diksi yang diulang-ulang di bagian reffmenarik untuk dilafalkan berkali-kali.
14. Wake Me Up: Mendengar judul lagu ini saya langsung teringat dengan intro lagu Rock n Roll City-nya Devildice. Lagu penyemangat yang antemik. Lagu yang mengiringi setiap pejuang agar selalu dibangkitkan ketika jatuh.
15. Forgivers: Lagu ini diciptakan oleh Bobby dan ditulis oleh Eka. Sebuah lagu yang menceritakan bagaimana setiap detik perjuangan itu layak untuk diingat agar bisa diteruskan ke generasi selanjutnya.
16. Jadilah Legenda: Jujur saya sudah agak bosan dengan lagu ini karena sudah sering dibawakan SID ketika perform. Lagu ini adalah single pertama dengan tema dan beat yang menurut saya paling lembek. Namun, spirit yang coba ditawarkan di lagu ini tidak terkesan menye-menye.
17. Burn The Night: Eka bernyanyi rap dan backing vokal di lagu ini. Lagu ini tercipta dari ide-ide untuk membakar dunia.
Bagi saya, album Sunset di Tanah Anarki seperti album pelepas dahaga. Setelah album "Angels and Outsiders" yang antemik di tahun 2009, saya penasaran dengan kejutan apalagi yang akan digelontorkan oleh SID. Album "Angels and Outsiders" sempat menjadi salah satu album terbaik 2009 menurut majalah Rolling Stone Indonesia.
Bagi banyak pendengar SID di era awal, dua album terakhir SID, secara lirik mungkin sudah tak terlalu jujur seperti album-album sebelumnya: Kuta Rock City, The Hangover Decade, atau Black Market Love. Namun, akar musik masih sama yaitu punk rock. Ini pasti sejalan dengan usia para personelnya yang sudah hampir berkepala empat. Jiwa-jiwa nakal yang terlalu urakan sudah tak kentara di album ini. SID tampaknya sudah semakin dewasa. Mereka menyerang dengan cara yang puitis, tetapi tetap anarki.
Seperti yang dikatakan JRX, album ini berisi jari tengah yang dipuisikan. Telinga kita seakan dipopor dengan bunyi gebukan drum yang resah. Sunset di Tanah Anarki, salah satu album terbaik Indonesia tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar